Rabu, 19 November 2008

Khutbah jum'at tentang ibadah haji

Hari jum’at 14 november 2008 kemarin, saya pulang dari Balikpapan menggunakan penerbangan Mandala air RI385 berangkat dari Balikpapan pukul 11.15WITA, akan tetapi pukul 10.30 WITA terdengar panggilan boarding.
Tak berapa lama setelah boarding pesawatpun lepas landas dari Balikpapan pukul 11.10WITA dan tiba di Surabaya pukul 11.20WIB.
Dengan hati gembira dan lapang akupun turun dari pesawat. Saat hendak mengikuti sholat jum’at di bandara Juanda Surabaya kulihat jam di tangan masih menunjukkan pukul 11.30WIB maka kuputuskan untuk duduk-duduk sebentar sambil menunggu pukul 11.45WIB sehingga saat sampai di anjungan tempat dilaksanakannya sholat jum’at aku tidak perlu menunggu lama lagi.
Tepat seperti dugaan saya, ketika tiba di anjungan Iqomah telah dikumandangkan, segera aku lepas sepatu dan mengambil air wudhu. Dengan mengambil tempat duduk di bawah kolom bangunan akupun mendengarkan khutbah jum’at yang disampaikan khotib dengan tema palaksanaan ibadah haji yang sebentar lagi akan tiba.
Dengan tenag dan lantangnya khotib membawakan khutbahnya, hingga saat tiba di topiknya apaan sech maksud dan intisari dari ibadah haji satu persatu, mulai dari berangkat yang mana lebih dari 30kloter haji diberangkatkan dari bandara internasional juanda surabaya. Khotib yang mengingatkan akan arti dari ibadah haji membuat semua jamaah jum’at merenung dan terharu.
Bagaimana dan apa yang harus dilakukan oleh jamaah haji pada tanggal 9 dzulhijah, dimana semua orang harus berkumpul di padang pasir tandus Arrafah baik itu mereka yng sehat maupun yang sedang sakit meski mereka yang sakit itu harus dibawa dengan Ambulance dan ditandu untuk sampai dipadang arafah. Disini jamaah diharuskan untuk berkumpul dan melakukan sholat dhuhur dan ashar dengan jama’ taqdim dan qahar dengan duduk menghadap ke qiblat memperbanyak dzikir dan do’a hingga matahari terbenam. Dan segera pergi ke mudzalifah untuk berdo’a dan dzikir hingga terbitnya matahari.
Apa maksud dari melempar jumrah sebayak tujuh kali dimana semua jamaah ingin menjalankannya dan tak jarang banyak jamaah yang cidera karena berdesak-desakkan. Padahal kalau dilihat dari sejarah lempar jumrah itu adalah perbuatan Siti hajar ibunda nabi Ismail as yang melempari syetan yang bermaksud menggoda Siti hajar untuk mencegah nabi Ibrahim melaksanakan ibadah menyembelih nabi Ismail sehingga muncul ibadah Qurban yang dilaksanakan bersamaan dengan ibadah haji.
Apakah maksud dari Sa’i dimana diceritakan bahwa Siti Hajar berlari-lari kecil dari bukit Shafa hingga Marwah untuk mencarikan air buat baginda nabi Ismail yang menangis kehausan, dan diceritakan pula bahwa Siti Hajar melakukannya sebanyak tujuh kali.
Apa maksud dari Thawaf dimana setiap jamaah diharuskan mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh kali dan tata cara thawaf yang shah meski di kerumunan berjuta-juta orang. Disebutkan oleh khatif thawaf yang benar dan shah adalah pundak kiri jamaah harus selalu menghadap ka’bah, jika tidak maka thawafnya dianggap tidak shah.
Apa pula maksud dari mencium Hajar Aswad yang mana banyaknya jama’ah yang cidera karena berdesak-desakan dan bahkan tertindih akan tetapi tidak menyurutkan semangat jamaah untuk tetap melaksanakan sunah rasulullah. Disampaikan pula hadis yang menyebutkan ada seorang khlifah yang mencium hajar aswad dengan mengucapkan kalau rasulullah tidak melakukan ini maka akupun tidak akan melakukannya.
Dari semua hal diatas, jika kita menggunakan logika hal diatas adalah hal yang sia-sia saja, bahkan bisa mendatangkan celaka dan kemiskinan akibat besarnya biaya ibadah haji yang taon ini menyentuh 32jt, akan tetapi setiap tahun orang yang ingin pergi berhaji semakin bertambah banyak dan bahkan merek merelakan dirinya untuk mengantri sampai beberapa tahun kedepan. Dikarenakan demi ibadah pulalah semua rukun hajin selalu dijalankan. Orang rela melakukan apasaja demi ibadah haji bahkan mereka yang pernah berhaji merasa ingin dan rindu untuk mengulangi ibadah haji jika ada kesempatan.
Disampaikan pula ibadah haji itu adalah hak Allah dan merupakan panggilan Allah. Dicontohkan oleh khatif ada jamaah dari kota Sidoarjo yang telah mendaftar dan selesai dengan segala administrasi tetapi tidak jadi berangkat dikarenakan takut meski telah di bujuk rayu oleh sanak saudara hingga sang calon jamaah mengatakan “lebih baik mati dari pada harus pergi berhaji” subhanallah, dan diceritakan pula kisah seorang jamaah dari kota Ponorogo yang ketakutan ketika tiba di bandara tetapi ketika akan berangkat dirinya lari ketakutan dan meminta dipulangkan hanya setelah melihat besarnya pesawat Boeing 747 yang akan membawanya berhaji.
Satu cerita yang menyentuh hati penulis adalah tetang seorang laki-laki pedagang balon (plembungan) yang begitu inginnya berhaji setiap hari menyisihkan uang hasil dagangannya Rp.2000,- dan menabungnya di bank Mandiri, yang mana setiap bulannya akan terkumpul rp.60.000,-, hingga sang istri pedagang balonpun pesimis suaminya bisa berangkat, dikatakan sang istri berucap pada suaminya lha wong tukan dodol plembungan wae ngimpi munggah kaji (cuman pedagang balon saja kok ingin naik haji). Akan tetapi dengan panggilan Allah, sang pedagang balon mendapatkan hadiah sebuah mobil kijang yang setelah dikurangi pajak dan administrasi uang hasil penjualan mobil tersebut tersisa rp.140.000.000,- dan berangkatlah suami istri tersebut berhaji, subhanallah, Allah akbar.
Diceritakan pula oleh khotib bahwa dalam menjalankan ibadah haji kita dilarang untuk berbuat aniaya dan juga sombong, dikarenakan perbuatan ini dilarang di masjidil haram. Sebuah cerita yang disampaikan oleh khotib, ada sesorang yang menyombongkan diri di komplek jamaah yang tidak bisa kembali ke penginapan dikarenakan kesombongannya dimana dia menganggap remeh lingkungan dan terlalu percaya diri bahwa dia pasti bisa kembali ke penginapan dengan jalannya sendiri.
Ibadah haji merupakan panggilan Allah, jadi kita berdo’a supaya Allah segera memanggil kita untuk bisa melaksanakan ibadah haji dan semoga orang yang sudah pernah berhaji diberi kesempatan kembali untuk berhaji.
Begitulah kisah khutbah jum’at yang dibawakan khatif dengan hikmadnya, membuat penulis terharu mendengar kisah yang telah disampaikan khatif.
dikutip dari khutbah jum'at

Tidak ada komentar: